Metode Penelitian Kualitatif
Menurut
Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi
jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan
oleh setiap individu. Peneliti
kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah
dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang
melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002).
Penelitian kualitatif
mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat
interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti
atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah
dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).
Ada lima ciri pokok karakteristik metode penelitian
kualitatif yaitu:
1.
Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi
sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi
tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu
interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat,
bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi
saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu
pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di
mana tingkah laku berlangsung.
2.
Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif analitik.
Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi
penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera
melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan,
menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk
angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti
yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.
Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya
sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung
dalam data.
3.
Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan
penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil
suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar
dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran
nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam
konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses
alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang
terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak
perlu mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi
yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk
membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian
tersebut.
4.
Bersifat induktif
Penelitian
kualitatif sifatnya induktif.
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari
lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu
proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses
tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab
proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam
konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam
bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan
bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang
terpisah namun saling berkaitan.
5.
Mengutamakan makna Penelitian
kualitatif mengutamakan makna.
Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa.
Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti
memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya.
Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang
keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru,
mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan
pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh
titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap
oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan
tepat.
Berdasarkan
ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif tidak dimulai dari teori yang
dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan
alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui
pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih
mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami.
Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam
konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah
menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.
Sejalan
dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa
ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:
- Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.
- Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka
- Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
- Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
- Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak.
Atas
dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:
- Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
- Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
- Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
Bidang
kajian penelitian kualitatif
dalam pendidikan antara lain berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan,
pengelolaan/manajemen kelas,
kepemimpinan dan pengawasan pendidikan, penilaian pendidikan, hubungan sekolah
dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru, dan lain-lain. Selain penelitian
kualitatif yang digunakan dalam bidang pendidikan adalah penelitian tindakan
kelas.
Itulah sekilas tentang Metode Penelitian Kualitatif,
semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar